2.22.2012

Hindari HIV AIDS dengan Tidak Melakukan Seks Bebas

Infeksi HIV/AIDS di Indonesia bagaikan fenomena gunung es, cuma terlihat sedikit namun angka yang tidak terdeteksi sungguh banyak. Ini merupakan kewajiban kita semua sebagai insan bangsa untuk lebih mengkontrol angka kematian akibat penyakit mematikan ini.

Angka kasus HIV/AIDS di Provinsi DKI Jakarta, khususnya di Jakarta Timur, sangat tinggi. Walikota Jakarta Timur Drs. H. Murdhani, MH saat di kantor Walikota Jakarta Timur. Selasa (21/2), mengajak seluruh elemen untuk bersama-sama menangkal penyakit yang sampai saat ini belum ditemukan obat penawarnya itu.

“Cara paling ampuh untuk obat tidak terkena penyakit HIV/AIDS adalah dengan tidak melakukan hubungan badan sembarangan dengan para pekerja seks komersial, tidak menggunakan jarum suntik bekas dan jauhi Narkoba yang menggunakan jarum suntik karena dapat menularkan penyakit HIV/AIDS,” kata Walikota
Walikota mengatakan, cara paling ampuh untuk menangkal penyakit HIV/AIDS adalah dengan meningkatkan keimanan masing-masing individu. Selain itu, para orang tua agar senantiasa mengawasi pergaulan sehari-hari anak-anak mereka, agar tidak terjerumus dalam kehidupan bebas.

“Saya berharap, warga Jakarta Timur agar lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dengan menjalani segala perintahnya dan menjauhi larangannya, dan bagi para orang tua agar lebih waspada lagi dalam memantau kehidupan sehari-hari anaknya, baik di sekolah, luar sekolah maupun lingkungan luar rumah,” ujarnya.

Sementara itu Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) DKI Jakarta Dra. Hj. Rohana Manggala, M.Si, mengungkapkan, berdasarkan data dari Depertemen Kesehatan (Juni 2011), kasus HIV/AIDS di Provinsi DKI Jakarta merupakan yang tertinggi di Indonesia, diikuti Papua, Jawa Barat, Jawa Timur dan Bali.
“Jakarta pernah menduduki posisi ke empat dalam kasus HIV/AIDS, tetapi saat ini meningkat menjadi urutan pertama di Indonesia,” katanya.

Menurutnya, saat ini Pemprov DKI Jakarta mempunyai program pertukaran jarum suntik bekas dengan jarum suntik baru. Lewat program ini penderita HIV/AIDS yang tertular dari penggunaan jarum suntik sudah menurun drastis.

“Kita juga telah melakukan upaya untuk memberikan sosialisasi tentang bahayanya HIV/AIDS dan cara mencegah agar tidak tertular penyakit tersebut kepada para remaja, kegiatan ini kita melibatkan para dokter dari RSUD dan pihak terkait lainnya,” ujarnya.

Rohana menjelaskan, jumlah kasus HIV/AIDS di Provinsi DKI Jakarta sampai bulan Juni 2011 mencapai 3.997 orang. Sementara untuk korban meninggal, sudah mendekati 200 orang yang rata-rata usia remaja.

“Berdasarkan kelompok umur, sekitar 81 persen yang terkena HIV/AIDS berkisar usia 19-24 tahun,” jelasnya.
Pada kesempatan ini Rohana juga mengungkapkan, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta sampai Desember 2011, penderita HIV/AIDS di Provinsi DKI Jakarta mencapai 1.922 orang. Bila dibagi per wilayah Kota, maka jumlah penderita terbanyak ada di Jakarta Timur yaitu 28 persen, disusul Jakarta Barat (23 persen), Jakarta Pusat (20 persen), Jakarta Selatan (15 persen) dan Jakarta Utara (14 persen).

“Jadi sampai saat ini justru yang paling tinggi kasus HIV/AIDS ada di Jakarta Timur. Untuk itu dirinya meminta perlunya sosialisasi yang intesnsif terkait penyakit tersebut, khususnya kepada para remaja dan pekerja seks komersial. Sosialisasi ini perlu dukungan semua pihak. Kita sendiri akan bekerja sama dengan beberapa pihak terkait untuk merangkul mereka yang berpotensi terkena penyakit HIV/AIDS untuk mendapatkan pengetahuan tentang bahaya penyakit tersebut,” paparnya.


Sumber : LensaIndonesia.com

Tidak ada komentar: